Islam datang dari India ( Sucipto Wiryosuparto)
Berpendapat bahwa islam masuk ke
Indonesia dibawa oleh pedagang Gujarat (India).
Bukti : adanya makam raja Islam di Samudra Pasai, yakni Raja Malik al
Saleh, yang terbuat dari marmer. Di bagian dalamnya ada relief yang menunjukkan
seperti tembok kuil Hindu di Gujarat. Mungkin sekali nisan makam Malik al Saleh
itu didatangkan dari Gujarat. Di Indonesia khususnya Jawa, masyarakat menyebut
tempat makam itu dengan istilah jaratan,
mungkin berasal dari nama Hujarat.
Pendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa dari Gujarat, juga diperkuat
dengan berita dari Marco Polo yang datang dari Perlak tahun 1292. Marco Polo
menerangkan bahwa banyak pedagang dari Gujarat menyebarkan agama Islam di
Sumatra Utara.
Islam datang dari Persia (Umar Amin Husen dan Husen Jayadiningrat)
Islam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Persia.
Bukti : Umar Amin Husen
beralasan bahwa di Persia ada suku yang bernama Leren, suku inilah yang datang
ke Jawa, sebab di Giri terdapat kampung yang bernama Leren. Di Persia juga
terdapat suku yang bernama Jawi. Suku tersebut diduga telah membawa huruf Arab
Pegon.
Husen
Jayadiningrat, bukti dan alasannya di Indonesia dikenal ada pasangan dalam
bahasa Arab yang disebut jabar, jer.
Ini termasuk bahasa Iran yang dalam bahasa Arab disebut fathah, kasroh. Bulan Muharam adalah bulan wafatnya Husen di
Karbala. Di Persia ada upacara peringatan wafatnya Husen dengan mengarak peti
yang disebut tabut. Oleh karena itu, bulan Muharam juga dikenal sebagai Bulan
Tabut. Di Minangkabau dan Aceh ada yang menyebut bulan Muharam sebagai bulan
Tabut. Hal ini menunjukkan adannya pengaruh Persia di Indonesia.
Islam masuk dari Arab atau
Mesir (Hamka)
Menurut Hamka, Islam masuk ke
Indonesia dari Arab atau Mesir. Alasan yang dikemukakan oleh Hamka, antara lain
sebagai berikut :
Menurut Ibn Batutah, Raja Samudra Pasai
bermazhab Syafii, Mazhab Syafii yang terbesar waktu itu ada di Mesir dan Mekah.
Raja Samudra Pasai selalu mengikuti musyawarah para ulama Syafii. Kalau Islam
itu berasal dari Persia atau India tentunya di Indonesia banyak yang menganut
aliran Syiah seperti Persia dan bermazhab Hanafiah seperti di India.
Raja-raja
Samudra Pasai memakai selar al Malik seperti yang digunakan oleh raja-raja
Mesir. Sementara gelar Syah yang biasa dipakai di Persia, baru muncul digunakan
oleh raja-raja Malaka pada abad ke-15.
Ketiga pandangan itu memiliki
alasan yang masuk akal. Para pedagang Arab, Persia, maupun India (Gujarat),
memiliki peran dalam usaha penyebaran agama Islam di Indonesia. Prosesnya dapat
diterangkan sebagai berikut :
Mula-mula
Islam dikenalkan oleh para pedagang Indonesia, pada masa perkembangan Kerajaan
Sriwijaya. Bahkan jauh sebelum itu, menurut berita Cina sejak zaman Ratu Sima
memerintah, para pedagang Arab sudah ada di tanah Nusantara. Orang-orang Cina menyebut
Raja Arab dengan sebutan Raja Ta-Cheh
(Ta-Shih). Jiga diterangkan pada tahun 684 M, sudah ada perkampungan
orang-orang Arab di Sumatra Barat. Maka jelas bahwa sejak abad ke-7,
orang-orang Arab sudah ada di Nusantara dan baik secara langsung maupun tidak
langsung mereka mulai memperkenalkan agama Islam. Dalam perkembangan
berikutnya, penyebaran agama Islam semakin semarak dengan keikutsertaan para
pedagang dari Persia maupun Gujarat. Kemudian Islam tersebar ke berbagai pulau
di Indonesia. Hal ini dibantu oleh peran serta penduduk Indonesia yang telah
masuk Islam. Dalam perdagangan antarpulau atau antardaerah, mereka
memperkenalkan Islam kepada penduduk atau para pedagang yang belum menganut
agama Islam.
Daftar Pustaka
Kusriyantinah, A.M., Sardiman. (1995).
Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
Surabaya: Kendang Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar